Secuil Jejak Perantauan

Entah judul ini bisa mewakili isi dari tulisan ini, yang jelas saya membuat judul ini karena terinspirasi kalimat dari seorang sahabat. Sebut saja namanya Syva (nama sebenarnya.red). Hehehe.

OK, lanjut. Hari ini saya menyadari begitu banyak hal menarik – yang sebenarnya bisa saya ceritakan – yang telah saya lewatkan untuk ditulis dan dibagi di blog ini. Saya merasa hari-hari yang saya lalui biasa-biasa saja, padahal kalau saya ceritakan, bisa jadi rasanya jadi luar biasa. Apalagi saat dibaca-baca lagi. Saat kita tidak ingat sama sekali pernah melalui momen itu, begitu dibaca, ah iya, ada momen itu dalam hidup saya.

Ah, yang lalu biarlah sudah. Hehe. Ada banyak hal yang ingin saya ceritakan. Tapi sebagai pengantar di tahun 2010 ini (udah telat sih), saya ingin merekap dulu sejumlah momen yang sudah saya lalui. Dimulai dari bulan April 2009 saja, di masa blog ini mulai terbengkalai. Hehehehe…

April 2009

Momen yang saya ingat, pertama, Seminar TA saya. Akhirnya saya mengakhiri masa nilai T bertengger di daftar nilai saya. Ah, harusnya Desember 2008 saya sudah seminar. Tapi toh Desember 2008 itu saya baru Presentasi Proposal. Hehe. Seminar lancar. Alhamdulillah. Momen berikutnya, pagelaran UKM. Yah, ternyata sudah pernah saya ceritakan dengan sangat panjang dalam tulisan ini. Hal yang mungkin tidak saya tulis di sana adalah, ‘hmm… tahun depan belum tentu saya bisa menonton pagelaran UKM secara langsung…’ Saya punya alasan sendiri untuk gumaman ini. Nanti Anda akan tahu sebabnya. Hehehe.

Mei 2009

Mei 2009 adalah deadline pendaftaran beasiswa Monbukagakusho kategori Research Student. Mumpung ada kesempatan, saya mendaftar untuk beasiswa ini. Ah, nantilah saya ceritakan di bagian terpisah tentang beasiswa ini, karena ceritanya akan cukup panjang. Tunggu saja 😀

Juni 2009

Pertengahan Juni 2009 adalah deadline sidang TA bagi mahasiswa Teknik Informatika ITB yang ingin diwisuda pada bulan Juli 2009. Target awal saya, saya ingin wisuda di bulan Juli 2009. Rasanya tidak hanya saya yang memasang target itu. Apa mau dikata, saya harus menyadari bahwa target saya itu tidak mungkin lagi tercapai. Awal Juni saja, saya belum Prasidang, padahal idealnya, jikalau saya ingin wisuda Juli, saya sudah harus Prasidang di awal Juni, lalu sidang 2 minggu berikutnya. Program TA pun belum selesai. Saya menelpon mama, menjelaskan kondisi saya. Bersalah sekali rasanya, karena keluarga sangat berharap saya wisuda Juli. Tapi, mungkin memang Juli 2009 bukan waktu yang tepat buat saya untuk diwisuda.

Juli 2009

3 orang teman saya dari Teknik Informatika ITB 2005 diwisuda. Ya, 3 orang saja. Ada teman rame-ramean nanti di wisuda beikutnya, hehehe. Momen khusus buat saya, saya dinyatakan lulus seleksi dokumen beasiswa Monbukagakusho. Saya harus mengikuti tes tertulis dan wawancara dalam bulan ini. Sibuk dengan tes ini, TA saya terbengkalai lagi, padahal saya sempat punya target, ‘gagal wisuda Juli, harus bisa sidang Juli’. Ya sudahlah. Akhir bulan menjelang shalat Jumat ditutup dengan telepon dari Kedubes Jepang yang menyatakan saya lulus tes tertulis dan wawancara tadi. Alhamdulillah. Oiya, di bulan ini juga, untuk pertama kalinya saya menjadi pagar ayu di sebuah pernikahan, pernikahan Anis yang juga merupakan pernikahan pertama dalam angkatan saya di Teknik Informatika.

Agustus 2009

Saya tentunya masih ingin TA saya segera selesai di bulan ini. Tapi apa daya, saya harus mengurus kelengkapan dokumen untuk keperluan secondary screening beasiswa Monbukagakusho. Seingat saya, bulan ini saya cukup pusing. Kejar target TA, kejar target beasiswa. Dua-duanya sama penting. Ah, ternyata saya bisa melaluinya ya. Kalau tidak salah, program TA saya sudah banyak kemajuan. Saya harus secepatnya Prasidang!

September 2009

Di bulan ini sudah diumumkan deadline mengenai segala hal terkait yang ingin wisuda di bulan Oktober 2009. Intinya, sebelum libur Lebaran saya sudah harus sidang. Kalau tidak, tunggu wisuda berikutnya. Kekuatan deadliner sungguh luar biasa ya. Sidang juga saya akhirnya, dan dinyatakan lulus bersyarat, hehehe. Alhamdulillah. Seusai sidang, saya pulang kampung. Ya, sudah lama sekali saya tidak pulang kampung. Momennya Idul Fitri pula. ‘hmm… tahun depan belum tentu saya bisa pulang kampung pas Idul Fitri’ Itu gumaman berikutnya. Alasan tersendirinya sama dengan gumaman sebelumnya. Mungkin Anda sudah bisa menebak apa yang ada dalam pikiran saya. Hehehe…

Oktober 2009

Momen yang tak akan saya lupakan, tentunya hari wisuda saya. 24 Oktober 2009. Akhirnya saya bisa mengenakan toga biru ITB itu, toga yang selalu membuat saya merinding setiap saya melihat perayaan wisuda di kampus selama saya masih kuliah. Lebih merinding lagi saat dilantik menjadi sarjana. Ingin menangis rasanya waktu itu. Keluarga saya berombongan datang. Dari kampung, ditambah dari Surabaya. Senang rasanya berkumpul bersama. Alhamdulillah.

November 2009

Rasanya tidak ada momen yang terlalu berkesan di bulan ini. Bulan di mana saya sudah jadi pengangguran terselubung. Saya masih senantiasa ke kampus. Kegiatan saya, masih jadi asisten untuk dua mata kuliah. Teman-teman saya sudah mulai banyak yang mencari pekerjaan. Ah, tidak pernah terbersit dalam pikiran saya untuk mencari pekerjaan, walau ijazah dan transkrip saya mungkin sangat mendukung.

Desember 2009

Ke-geje-an saya masih berlanjut. Ke kampus dengan status sudah bukan mahasiswa lagi, bertemu teman yang sibuk membicarakan lowongan pekerjaan. Atau teman yang sibuk membahas kuliah S2-nya. Argh, kadang saya merasa keciiil sekali. Nganggur, kegiatan ga jelas, tidak ada populasi manusia yang statusnya sama dengan saya, hampa. (agak lebay si ya, tapi ya kaya gitu sih kira-kira :p). Di bulan ini saya sangat mengharapkan pengumuman hasil secondary screening dari beasiswa Monbukagakusho tadi. Apa daya, bahkan hingga hari ulang tahun saya, yang saya harapkan hal tersebut bisa jadi kado buat saya, telepon dari Kedubes tak kunjung datang. Saya sudah pasrah. Harapan saya tentunya saya bisa mendapatkan beasiswa ini, karena saya sudah ancang-ancang seperti apa 2010 saya jika saya dapat beasiswa ini. Jika tidak dapat, ya mungkin saya akan pulang kampung saja, lalu menunggu tahun ajaran baru untuk mengambil S2 di ITB.

Januari 2010

Tahun baru, saya ke Surabaya. Saya ingin sejenak melepas penat akan kehidupan saya yang tidak jelas di Bandung (agak lebay lagi tampaknya :p) 4 Januari, saya dapat kabar bahwa sudah ada teman saya yang dapat kabar dari Kedubes. Ah, jantung saya makin dag dig dug tidak karuan. Saya tunggu seharian, tidak ada telepon buat saya. Keesokan harinya, saya masih tidak tenang, akhirnya saya memutuskan menelepon langsung ke Kedubes. Alhamdulillah buat kalimat dari si Bapak ‘iya, nama Anda ada dalam daftar penerima beasiswa, selamat ya’. Alhamdulillah. Sebuah senyum lebar. Tidak ada lompat-lompat, jingkrak-jingkrak, guling-guling, dan sejenisnya; karena, begitulah saya. Hehehe 🙂 Coba saya menelepon di 4 Januari, mungkin kalimat itu akan jadi kado ulang tahun buat mama saya. 🙂

***

Hari ini saya sudah ke Jakarta untuk menandatangani pledge beasiswa, sekaligus menyerahkan paspor asli untuk keperluan pembuatan visa. Surat resmi belum keluar, dan saya masih belum tahu akan berada di universitas mana nantinya. Maaf kalau saya belum bisa menjawab pertanyaan ‘di universitas mana? jurusan apa?’. Pun kalau ditanya ‘kapan berangkat ke Jepang?’, saya hanya bisa menjawab ‘kemungkinan 1 April’. Ya, masih kemungkinan, karena belum ada kepastian. Yang pasti sejauh ini adalah kalimat dari si Bapak tadi, bahwa nama saya ada dalam daftar penerima beasiswa.

Beberapa hari lagi saya akan pulang kampung untuk jangka waktu sekitar 1 bulanan. Ya, rasanya tidak perlu dipertanyakan kenapa saya bakal berada di rumah selama itu. Tahun ini akan lebih baik, dan memang harus lebih baik. Semoga Allah memudahkan setiap langkah saya ke depan. Amiiin.

NB: sampai buka kalender untuk menulis tulisan ini 😀

35 thoughts on “Secuil Jejak Perantauan

  1. uwooo… semangat sha 🙂
    iya, moga Allah senantiasa memudahkan dan memberikan berkah dalam setiap langkah yang kamu ambil
    btw kok di bulan Juli nggak ada moment lain yang kamu tulis ya? hahahahahaha

  2. gw nangis bacanya.. huhu.. campur aduk *mungkin karena nama gw disebut dan kata2 gw ada yg dipake buat judul (lol)*, tp sedihnya karena tau kamu mau pergiiiii.. gyaaa reisha.. i miss u already.. (tears) *jadi inget pas kita nangis bareng di farewell :D* but im so happy for you at the same time.. all the best for you.. (cozy)

    jadi kepikiran sha, aku boleh nganterin kamu di bandara ga april nanti insya Allah klo ga ada halangan? *please jangan bilang nggak, hehe*

  3. jawaban si bapak yang bikin kita beda,

    kalo uni jawabnyo :
    “iya, nama Anda ada dalam daftar penerima beasiswa, selamat ya’.”

    kalo saya :
    “maaf, mungkin ada bisa coba dilain kesempatan”

    hehe..

    salamaik ni..
    sukses taruih ^^

  4. assalamu alaikum mbak reisha

    saya senang sekali membaca blognya. perjuangan mbak tidak jarang selalu menginspirasi saya untuk pantang menyerah.

    terima kasih atas semua tulisan mbak. benar2 bermanfaat
    salam kenal

Leave a reply to sutanrajodilangik Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.