#indonesiajujur: kebodohan kok dilestarikan secara massal gini???

Semula saya mendapat link dengan komentar seperti tertera pada judul. Setelah saya buka, phew, kasus kecurangan LAGI. Tapi saya belum terlalu paham kasusnya seperti apa. Hingga akhirnya makin banyak artikel yang di-share di dunia maya, barulah saya paham garis besar ceritanya.

Speechless. Iya, berita tentang kecurangan memang bukan hal baru. Saya pernah ngobrol dengan teman saya yang mengajar bimbel di Jakarta, katanya memang begitulah kenyataan yang ada di lapangan. Lain lagi dengan teman yang mengajar bimbel di Bandung. Menjelang ujian para siswanya cenderung tenang. Bukan karena sudah siap, tapi karena merasa tidak perlu belajar karena akan ada kunci jawaban yang siap beredar.

Itu baru di kota besar. Cerita teman-teman saya yang menjadi pengajar muda di program Indonesia Mengajar juga masih dalam lingkup topik kecurangan. Mereka yang notabene mengajar di pelosok, di desa, di kampung, yang menurut image awal saya adalah warga yang masih jujur dan lugu, ternyata sama saja. Miris.

Nah, perihal Ibu Siami ini, saya benar-benar kaget. Se-sakit jiwa itu kah warga kita sampai yang jujur harus diusir? Serius ini pada tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah? Kalau memang sebodoh itu, kenapa mesti secara massal?

Hmm. Tidak perlulah saya berkomentar banyak di sini. Indonesia memang perlu banyak berbenah. Di seluruh lapisan masyarakat, di seluruh aspek kehidupan. Saya juga belum bisa memberikan solusi. Namun saya berharap semoga kejadian ini bisa jadi pelajaran moral yang sangat berharga buat kita semua.

Untuk Ibu Siami, jangan berkecil hati, dan tetap bersabar ya Bu. Saya yakin masih banyak orang-orang di luar sana, ataupun di kampung Gadel (walau sedikit) yang memiliki hati nurani yang bersih, yang mengerti arti penting dari sebuah kejujuran. Kalau keadilan tidak bisa didapat di dunia, insyaAllah di akhirat ada hakim yang Maha Adil. 🙂

Untuk warga Kampung Gadel, saya yakin tidak ada yang iklas kampungnya dicap sebagai Kampung Tidak Jujur oleh seluruh Indonesia. Mari tenangkan diri, jangan turuti emosi, tanya hati nurani. Saya yakin Anda semua bisa punya hati nurani yang bersih jikalau Anda memang mau membersihkannya.  🙂

Untuk pemerintah terkait, masalah kecurangan ini haruslah jadi bahan evaluasi yang penting diperhatikan. Saya rasa percuma saja kalau generasi muda bangsa ini punya nilai yang bagus di rapor atau ijazahnya, namun punya nilai NOL besar atau bahkan minus dalam hal moral dan spiritualnya.

Saya yakin Indonesia bisa lebih baik ke depannya. InsyaAllah.

*turut menyuarakan dukungan akan kejujuran*

Umar bin Khatab menyatakan, “Hendaklah engkau senantiasa jujur, meski dengannya engkau dapat terbunuh.” Umar juga berkata, “Seandainya kejujuran merendahkanku, dan sedikit yang bisa dilakukan, maka hal tersebut lebih aku cintai dari kebohongan yang dapat menaikkan posisiku, meski sedikit yang bisa dilakukan.”

9 thoughts on “#indonesiajujur: kebodohan kok dilestarikan secara massal gini???

  1. Menurut berita di sini, dan menurut saya, warga Gadel lagi “sakit”. 😦
    Harusnya mereka malu, bahwa sekolah yang mereka banggakan selama ini ternyata melakukan praktek kecurangan. 😡 Lha ini kok malah mendukung sekolah dan guru yang melakukan kecurangan… Bodoh sekali! 😡
    Bu Siami harusnya tak perlu minta maaf, apa yang beliau lakukan itu benar. 😐

  2. Owh, begitu tho kasusnya..(ketauan ga pernah baca berita). Denger2 aja, tapi baru tahu kenyataannya : kebohongan didukung massa..

    Maaf, saya agak “jijik” (maaf kalau kasar) dengan berita ini..miris banget. Kebohongan jadi common sense orang banyak, yang jujur malah diolok2..v_v..

    Semoga Indonesia bisa membaik, semoga bisa ikut kontribusi juga didalamnya..v_v

  3. heeee, baru tau juga kasusnya gitu ya ternyata, ehehe*sama kaya mba ully jarang baca berita
    hhhmmmmfff, walah malah makin kacau ya kondisi skaya gini diindonesia, memalukan ya kondisinya

    mudah2an bisa membaik perlahan lahan kondisnya

Leave a reply to rama Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.